December 16, 2008

Single Presence Policy (SPP) dan Privatisasi

kenapa yah aku tuh susaaah sekali untuk blg setuju/tidak dgn sesuatu, apapun itu, semua harus dipikrkan dgn baik, banyak pertimbangan, pdhal kan spontanitas perlu jg. apalagi klo ditanya "mau nonton apa niiih? / mau jalan kemana niiih? jd beli gaaak?" pasti lamaaa sekali jawabnya, hmmmmm, uhmmmm, ohmmmm,,, aku bingung,, hhahhaa

i have to fininsh my term paper which is due dis afternoon, (agree/disagree dgn blanket guarantee diterapkan di indonesia tercinta iniii) tp aku blum bs decide, karena tiap ditanya setuju/ngga dgn suatu kebijakan pemerintah aku malah mengutarakan positif negatif nya/ pertimbangan2 yg membuat orang pd pro/kontra.

SPP take for instant, memang siiih tujuan API salah satunya adalah u/ menciptakan bank yg sehat, kuat, dan mampu bersaing ditingkat regional. Kalau aku siih mikirnya yah kalau u/ bank swasta silahkan saja, asal tdk hny menjadi konsolidasi diantara pihak asing, tp kalau bank pelat merah nya ituuu.. mengutip perkataan Pak Agus Martowardoyo di koran, harus ada keyakinan penuh bahwa nih ya niiih bank yg menjadi konsolidator itu memiliki kualitas yg jauh lebih baik dibanding bank yg akan dIkonsolidasi, bank itu hrs memiliki kemampuan permodalan yg cukup baik, skala bisnis yg dominan, infastruktur ym mencukupi, kinerja keuangan yg solid, dan bank itu harus bs mencapai kinerja opersional yg jauh lebih baik dibanding bank yg akan dikonsolidasi.

Dipikir2 yah benar, kan harus ada sinergi dr bank2 yg akan disinergikan, harus ada kerangka dasar yg memperhatikan kemampuan setiap bank, kan beda beda tuh, dr segi permodalan maupun sumber pendanaan dan end up nya bs dijadikan acuan bs ga nih SPP di implementasikan, tp takut jg bs mengurangi competitiveness dikalangan perbankan, aku sih sempat wonder mungkin nnt hny ada 1 atau 2 bank BUMN tp yah dipertimbangkan dgn baik dulu lahh, temanku sampai kesal gr2 sudah jelasin panjang lebar aku cm blg " dibilang ga setuju jg ngga, tp setuju jg belum, jd masih pd tahap hampir menyetujui?? hhhaa"

Privatisasi jg gitu, aku bs aja blg setujuuuu, come on dehh kita realistis aja, tujuannya kan ok, bs mencapai pemerataan melalui kepemilikan, mengembangkan pasar modal lokal, mencapai efisiensi pd industri dll. Yah tp kan aku hrs tau dulu, untuk privatisasi perseroan apa? latar belakangnya apa? timing nya sudah tepat blm?
dulu kan Pak Sofyan Djalil pernah blg "jgn melihat privatisasi sbg alasan kami u/menjual aset negara tp lebih kpd mengembangkan BUMN. yah berarti kan harus make sure kalau nih ya niiii privatisasi ini bs loh menjadi privatisasi yg strategis, mampu menjadi stimulator penggerak utama dipasar modal, mampu menggerakan serta menjaga efisiensi dr bursa lokal, kalau bs yah silakan.. kalau alasannya hny ingin memanfaatkan momentum pasar modal yg sedang bergairah.. aku kok jadi kesalll ya?? kalau kt anak gaul jaman sekarang (boo... please dehhh) hhahaa.. ko mereka jd kaya ceo dr big company tanpa mementingkan konsep back2basic dr privatisasi.

Privatisasi itu tdk sekedar menjual saham, tp lebih kpd kebijakan pemerintah yg paling strategis untuk mengalihkan kepemilikan pemerintah kpd pihak swasta dgn pola pengalihan yg paling efektif dan efisien sesuai dgn karakter dan kondisi perseroan tersebut bg negara, bs dijadikan sbg investasi bernegara jk. panjang yg tdk hanya mementingkan unsur politik semata, oh ya bs jg menunjukan sejauh mana peran pemerintah dalam perindustrian..... jd bs aja setujuuuu tp tergantuuuung pertimbangan2 yg bs membuat IPO suksess.. Yg diatas aku pernah baca dr surat terbuka DIRUT eksekutif INDSET di sindo thn lalu, bagus aku masih hafal semuanya hhhaaaa....

Blanket guaranteeee gimnaaah niiii? aku setuju tp hny u/ kenaikan penjaminan dana dr 100juta menjadi 2miliar, kalo secara full 100persen ga setuju, huwalahhhh jd nya agree/disagreeee.......

2 comments:

mata.Vampir said...

pinter banget mba!! semoga kamu bisa jadi dewan gubernur BI atau penggantinya Ibu Sri Mulyani.. semoga.. yang pasti, pemerintah siapapun dari partai manapun tidak akan mengambil kebijakan yang akan sepenuhnya merugikan masyarakat. karena jadi presiden dan jadi menteri itu enak. itu kata Bpk Andi Malarangeng loh.. setiap keputusan yang diambil pasti ada baiknya.. yang jadi tantangan adalah bagaimana masyarakat memanfaatkan "baiknya" itu secara optimal dan berhenti mengeluh..

mata.Vampir said...
This comment has been removed by the author.